isi laman ERA GLOBALISASI INFORMASI | Ngelarang Blog

Media Informasi Dan Solusi Untuk Kita Semua

ERA GLOBALISASI INFORMASI

Feb 15, 2013

ERA GLOBALISASI INFORMASI

ERA GLOBALISASI INFORMASI
Belum banyak buku yang secara eksplisit memasukkan era terakhir ini ke dalam sejarah evolusi teknologi
informasi. Fenomena yang terlihat adalah bahwa sejak pertengahan tahun 1980-an, perkembangan di
bidang teknologi informasi (komputer dan telekomunikasi) sedemikian pesatnya, sehingga kalau
digambarkan secara grafis, kemajuan yang terjadi terlihat secara eksponensial. Ketika sebuah seminar
internasional mengenai internet diselenggarakan di San Fransisco pada tahun 1996, para praktisi teknologi
informasi yang dahulu bekerja sama dalam penelitian untuk memperkenalkan internet ke dunia industri pun
secara jujur mengaku bahwa mereka tidak pernah menduga perkembangan internet akan menjadi seperti
ini. Ibaratnya mereka melihat bahwa yang ditanam adalah benih pohon ajaib, yang tiba-tiba membelah diri
menjadi pohon raksasa yang tinggi menjulang. Sulit untuk ditemukan teori yang dapat menjelaskan semua
fenomena yang terjadi sejak awal tahun 1990-an ini, namun fakta yang terjadi dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Tidak ada yang dapat menahan lajunya perkembangan teknologi informasi. Keberadaannya telah
menghilangkan garis-garis batas antar negara dalam hal flow of information. Tidak ada negara yang
mampu untuk mencegah mengalirnya informasi dari atau ke luar negara lain, karena batasan antara negara
tidak dikenal dalam virtual world of computer. Penerapan teknologi seperti LAN, WAN, GlobalNet,
Intranet, Internet, Ekstranet, semakin hari semakin merata dan membudaya di masyarakat. Terbukti sangat
sulit untuk menentukan perangkat hukum yang sesuai dan terbukti efektif untuk menangkal segala hal yang
berhubungan dengan penciptaan dan aliran informasi. Perusahaan-perusahaan pun sudah tidak terikat pada
batasan fisik lagi. Melalui virtual world of computer, seseorang dapat mencari pelanggan di seluruh lapisan
masyarakat dunia yang terhubung dengan jaringan internet. Sulit untuk dihitung besarnya uang atau
investasi yang mengalir bebas melalui jaringan internet. Transaksi-transaksi perdagangan dapat dengan
mudah dilakukan di cyberspace melalui electronic transaction dengan mempergunakan electronic money.
Tidak jarang perusahaan yang akhirnya harus mendefinisikan kembali visi dan misi bisnisnya, terutama
yang bergelut di bidang pemberian jasa. Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan perangkat canggih
teknologi informasi telah merubah mindset manajemen perusahaan sehingga tidak jarang terjadi perusahaan
yang banting stir menggeluti bidang lain. Bagi negara dunia ketiga atau yang sedang berkembang, dilema
mengenai pemanfaatan teknologi informasi amat terasa. Di suatu sisi banyak perusahaan yang belum siap
karena struktur budaya atau SDM-nya, sementara di pihak lain investasi besar harus dikeluarkan untuk
5
membeli perangkat teknologi informasi. Tidak memiliki teknologi informasi, berarti tidak dapat bersaing
dengan perusahaan multi nasional lainnya, alias harus gulung tikar.
BUSINESS
TRANSFORMATION
ENABLER GLOBALIZATION
DYNAMIC
SYSTEM ADAPTIVITY
Administrative
Framework
Focus of
Philosophy
Primary
Target
Justification
Purposes
Sumber: James Cash et.al., 1992
Hal terakhir yang paling memusingkan kepala manajemen adalah kenyataan bahwa lingkungan bisnis yang
ada pada saat ini sedemikian seringnya berubah dan dinamis. Perubahan yang terjadi tidak hanya sebagai
dampak kompetisi yang sedemikian ketat, namun karena adanya faktor-faktor external lain seperti politik
(demokrasi), ekonomi (krisis), sosial budaya (reformasi), yang secara tidak langsung menghasilkan
kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan baru yang harus ditaati perusahaan. Secara operasional, tentu
saja fenomena ini sangat menyulitkan para praktisi teknologi informasi dalam menyusun sistemnya. Tidak
jarang di tengah-tengah konstruksi sistem informasi, terjadi perubahan kebutuhan sehingga harus diadakan
analisa ulang terhadap sistem yang akan dibangun. Dengan mencermati keadaan ini, jelas terlihat
kebutuhan baru akan teknologi informasi yang cocok untuk perusahaan, yaitu teknologi yang mampu
adaptif terhadap perubahan. Para praktisi negara maju menjawab tantangan ini dengan menghasilkan
produk-produk aplikasi yang berbasis objek, seperti OOP (Object Oriented Programming), OODBMS
(Object Oriented Database Management System), Object Technology, Distributed Object, dan lain
sebagainya.
PERUBAHAN POLA PIKIR SEBAGAI SYARAT
Dari keempat era di atas, terlihat bagaimana alam kompetisi dan kemajuan teknologi informasi sejak
dipergunakannya komputer dalam industri hingga saat ini terkait erat satu dan lainnya. Memasuki abad
informasi berarti memasuki dunia dengan teknologi baru, teknologi informasi. Mempergunakan teknologi
informasi seoptimum mungkin berarti harus merubah mindset. Merubah mindset merupakan hal yang
teramat sulit untuk dilakukan, karena pada dasarnya “people do not like to change”. Kalau pada saat ini
dunia maju dan negara-negara tetangga Indonesia sudah memiliki komitmen khusus untuk mengambil
bagian dalam penciptaan komponen-komponen sistem informasi, bagaimana dengan Indonesia? Masih
ingin menjadi negara konsumen? Atau sudah mampu menjadi negara produsen? Paling tidak, hal yang
harus ada terlebih dahulu di setiap manusia Indonesia adalah kemauan untuk berubah. Tanpa “willingness
to change”, sangat mustahillah bangsa Indonesia dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk
membangun kembali bangsa yang hancur ditelan krisis saat ini.